Sistem Pengambilan Keputusan & DSS & SPK & Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem
Pengambilan Keputusan
Sistem
Pengambilan Keputusan atau SPK yang biasa disingkat kalo menggunakan
bahasa inggris itu adalah DSS atau Decision Support System adalah bagian
dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan
(manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Jadi kalo menurut saya
setelah membaca dan mendengarkan kuliah dosen tadi, DSS atau SPK ini adalah
sebuah sistem yang memberikan pertimbangan kepada bagian manager sampai ke
direktur atau pemilik saham dalam perusahaan, untuk memutuskan sebuah kebijakan
tertentu dalam perusahaan. Tambahan dari mata kuliah SPK ini juga adalah kami
mahasiswa disuruh mencari 5 (lima) definisi DSS, setelah berusaha mencari
saya akan coba bagi beberapa definisi DSS untuk temen – temen yang pasti
ini lebih dari 5 (lima) dan definisinya adalah :
Menurut
Moore and Chang
SPK
dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad
hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi
perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.
Menurut
Sprague dan Carlson (Sprague et.al., 1993)
sistem
yang berbasis komputer yang dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
dalam rangka memecahkan masalah-masalah rumit yang “mustahil”
dilakukan dengan kalkulasi manual dengan cara melalui simulasi yang
interaktif dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.
Menurut
Mann dan Watson
Sistem
Penunjang Keputusan adalah Sistem yang interaktif, membantu
pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan
untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak
terstruktur.
Menurut
Maryam Alavi dan H.Albert Napier
Sistem
Penunjang Keputusan adalah suatu kumpulan prosedur pemprosesan data
dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan
berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan
keputusan.
Menurut
Litle
Sistem
Penunjang Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang
menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam
menangani berbagai permasalahan yang terstruktur atupun tidak
terstruktur dengan menggunakan data dan model.
Menurut
Little,J.D.C
sekumpulan
prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu
para manager mengambil keputusan.
Menurut
Raymond McLeod,
Sistem
Penunjang Keputusan adalah sistem penghasil informasi spesifik yang
ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan
oleh manajer pada berbagai tingkatan.
Menurut
Bonczek, R.H, C.W. Holsapple dan A.B. Whinston
DSS
sebagai sistem berbasis computer yang terdiri dari tiga komponen yang
saling berinteraksi : sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi
antara pengguna dan komponen DSS lain), sistem pengetahuan (repository
pengetahuan domain masalah yang ada pada DSS entah sebagai data atau
sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara dua
komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas
manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan).
Menurut
Keen, P.G.W.
DSS
sebagai suatu produk dari proses pengembangan dimana pengguna DSS, pembangun
DSS, dan DSS itu sendiri mampu mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan
menghasilkan evolusi sistem dan pola-pola penggunaan
Definisi
Secara Umum
DSS
adalah Sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan baik kemampuan
pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah
semi terstruktur.
Definisi
Secara Khusus
DSS
adalah Sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun
sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara
memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu.
1.
Decision Support System
Sistem
pendukung keputusan adalah sistem komputer yang interaktif yang membantu
pembuatan keputusan dalam menggunakan dan memanfaatkan data dan model untuk
memecahkan masalah yang tidak terstruktur.
Pengertian
lain dari DSS adalah adalah suatu sistem
informasi yang berbasis komputer yang menyediakan dukungan
informasi interaktif bagi manajer dan praktisi
selama proses pengambilan keputusan SPK menggunakan model-model
keputusan, database khusus, pemikiran dan pandangan pembuat keputusan, dan
proses pemodelan berbasis komputer yang interaktif untuk mendukung
pembuatan keputusan oleh manajer tertentu yang semiterstruktur dan tak
terstruktur.
Jenis-jenis DSS menurut
tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan masalahnya adalah sebagai
berikut:
·
Mengambil elemen-elemen informasi.
·
Menganalisis seluruh file.
·
Menyiapkan laporan dari berbagai file.
·
Memperkirakan dari akibat keputusan.
·
Mengusulkan keputusan.
·
Membuat keputusan.
Tahap
– tahap dalam proses pengambilan keputusan adalah :
a. Tahap
Pemahaman (Inteligence Phace)
Tahap
ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika
serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji
dalam rangka mengidentifikasikan masalah.
b. Tahap
Perancangan (Design Phace)
Tahap
ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi
yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang
disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui
keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
c. Tahap
Pemilihan (Choice Phace)
Tahap
ini dilakukan pemilihan terhadap diantaraberbagai alternatif solusi yang
dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan/ dengan memperhatikan
kriteria–kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.
d. Tahap
Impelementasi (Implementation
Phace)
Tahap
ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap
perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada
tahap pemilihan.
Tujuan
dari system pendukung keputusan adalah:
ü Memberikan
dukungan untuk pembuatan keputusan pada masalah yang semi/tidak terstruktur.
ü Memberikan
dukungan pembuatan keputusan kepada manajer pada semua tingkat dengan membantu
integrasi antar tingkat.
ü Meningkatkan
efektifitas manajer dalam pembuatan keputusan dan bukan peningkatan efisiennya.
Karakteristik
system pendukung keputusan antara lain :
a. Mendukung
proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by perception
b. Adanya
interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses
pengambilan keputusan
c. Mendukung
pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi
terstruktur dan tak struktur
d. Memiliki
kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan
e. Memiliki
subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai kesatuan item
f. Membutuhkan
struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh
tingkatan manajemen
Struktur
keputusan dalam proses pengambilan keputusan terdiri dari:
a. Keputusan terstruktur
mencakup situasi dimana prosedur pengambilan keputusan
yang harus diikuti
dapat ditentukan sebelumnya.
b. Keputusan tidak
terstruktur
mencakup situasi
keputusan dimana prosedur yang harus diikuti tidak bisa ditentukan
sebelumnya.
c. Keputusan semi terstruktur
sebagian prosedur
pengambilan keputusan dapat ditentukan namun tidak cukup
untuk memastikan keputusan.
Aktivitas
peemodelan yang terlibat dalam system pendukung keputusan adalah:
a. Analisis Jika-Maka (What-if-analysis)
Analisa
yang dititik beratkan pada pengobservasian perubahan terhadap variabel-variabel tertentu berpengaruh
terhadap variable lain
b. Analisis Sensitivitas (Sensitivity analysis)
Analisa yang dititik beratkan pada pengobservasian
pengaruh naik turunnya satu variable terhadap variabel- variabel lain
c. Analisis Pencarian Sasaran (Goal seeking Analysis)
Analisa yang dititik beratkan pada perubahan
nilai-nilai beberapa variable hingga nilai variable yang diinginkan mencapai
nilai tertentu
d. Analisis Optimisasi (Optimization analysis)
Analisa yang dititik beratkan pada pencarian
nilai-nilai optimum dari setiap variable yang ada berdasarkan pada
kendala-kendala yang ada
TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut
Herbert A Simon
1. Tahap pemahaman (intelegenci phace)
Merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta
proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam
rangka mengidentifikasikan masalah.
2. Tahap perancangan (Design
Phace)Proses pengembangan dan pencarian alternative tindakan / solusi yang
dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang mengetahui
keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.
3.
Tahap
pemilihan (Choice Phace)pemilihan terhadap diantara berbagai alternative solusi
yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan/ dengan memperhatikan
criteria-kriteria berdasarkan tujuan yang akan di capai.
4. Tahap Implementasi (implementation
Phace) penerapan terhadap rancangan system yang telah dibuat pada tahap
perancanagan serta pelaksanaan alternative tindakan yang telah dipilih pada
tahap pemilih
Pengambilan keputusan
merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau
sasaran tertentu. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pendekatan sistematis
terhadap permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi informasi serta
ditambah dengan faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan. Menurut Herbert A. Simon.
Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung
Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam
proses pengambilan keputusan melalui alternatif–alternatif yang diperoleh dari
hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model. Dari pengertian sistem
pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :
1. Mendukung
proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management by perception.
2. Adanya
interface manusia / mesin dimana manusia (user)
tetap memegang control proses pengambilan keputusan.
3. Mendukung
pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi
terstruktur dan tak struktur.
4. Memiliki
kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
5. Memiliki
subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai kesatuan item.
6. Membutuhkan
struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh
tingkatan manajemen
Dalam sistem pendukung
keputusan terdapat tiga keputusan tingkatan perangkat keras maupun lunak.
Masing – masing tingkatan berdasarkan tingkatan kemampuan berdasarkan perbedaan
tingkat teknik, lingkungan dan tugas yang akan dikerjakan. Ketiga tingkatan
tersebut adalah :
a. Sistem Pendukung Keputusan (Specific DSS)
b. Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan (DSS Generator)
c. Peralatan Sistem Pendukung Keputusan
Dalam sistem pendukung keputusan terdapat
tiga jenis keputusan, yaitu :
1. Keputusan Terstruktur
Keputusan
terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat
rutin. Informasi yang dibutuhkan spesifik, terjadwal, sempit, interaktif, real time,
internal, dan detail. Prosedur yang
dilakukan untuk pengambilan keputusan sangat jelas. Keputusan ini terutama
dilakukan pada manajemen tingkat bawah. Contoh: Keputusan pemesanan barang dan
keputusan penagihan piutang; menentukan kelayakan
lembur, mengisi persediaan, dan menawarkan kredit pada pelanggan.
2. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan
semiterstruktur adalah keputusan yang mempunyai sifat yakni sebagian keputusan
dapat ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan oleh
pengambil keputusan. Informasi yang dibutuhkan folus, spesifik, interaktif,
internal, real time, dan terjadwal.
Contoh: Pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi dan pengendalian sediaan, merancang rencana pemasaran, dan mengembangkan anggaran
departemen.
3. Keputusan Tidak Terstruktur
Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena
tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan ini menuntut
pengalaman dan berbagai sumber yang bersifat eksternal. Keputusan ini umumnya
terjadi pada manajemen tingkat atas. Informasi yang
dibutuhkan umum, luas, internal, dan eksternal. Contoh: Pengembangan teknologi baru,
keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain, perekrutan eksekutif.
Tahapan dan
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga
fase utama yaitu inteligensi, desain, dan kriteria. Ia Kemudian menambahkan
fase keempat yakini implementasi (Turban, 2005).
1. Fase Inteligensi
Intelegensi
dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (Pemindaian) lingkungan,
entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai
aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah.
Tahapan dalam fase intelegensi antara lain identifikasi masalas (peluang),
klasifikasi masalah, dan kepemilikan masalah.
2. Fase Desain
Fase
desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang
mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan
menguji solusi yang layak. Tahapan dalam fase intelegensi antara lain memilih
sebuah prinsip pilihan, mengembangkan (menghasilkan) alternatif-alternatif, dan
mengukur hasil akhir.
3. Fase Pilihan
Pilihan
merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah fase
di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk
mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering
tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase
tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke
aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru
selagi mengevaluasi alternatif yang ada. Fase pilihan meliputi pencarian,
evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuha
solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifik untuk
variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih.
4. Fase Implementasi
Pada
hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah
inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi
implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang
panjang dan melibatkan batasa-batasan yang tidak jelas. Pendek kata,
implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja,
tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
Beberapa
keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002):
1. Mampu mendukung pencarian solusi
dari berbagai permasalahan yang kompleks.
2. Dapat
merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang
berubah-ubah.
3. Mampu untuk
menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat
dan tepat.
4. Pandangan
dan pembelajaran baru.
5. Sebagai
fasilitator dalam komunikasi.
6.
Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
7. Menghemat
biaya dan sumber daya manusia (SDM).
8. Menghemat
waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
9.
Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih
singkat dan dengan sedikit usaha.
10.
Meningkatkan produktivitas analisis.
Adapun
komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
1. Data Management
Termasuk database,
yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software
yang disebut Database Management System (DBMS).
2. Model Management
Melibatkan
model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model
kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan
analitis, dan manajemen software yang dibutuhkan.
3. Communication
User dapat
berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini
berarti menyediakan antarmuka.
4. Knowledge Management
Subsistem
optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau bertindak
sebagai komponen yang berdiri sendiri.
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang
digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam
sebuah organisasi. SIM menghasilkan informasi untuk memantau kinerja,
memelihara koordinasi, dan menyediakan informasi untuk operasi organisasi.
Umumnya SIM mengambil data dari system pemrosesan transaksi.
Karakteristik SIM, antara lain :
1. Beroperasi
pada tugas-tugas yang terstruktur, yakni pada lingkungan yang telah
mendefinisikan hal-hal berikut secara tegas dan jelas: prosedur operasi, aturan
pengambilan keputusan, dan arus informasi.
2. Meningkatkan
efisiensi dengan mengurangi biaya.
3. Menyediakan
laporan dan kemudahan akses yang berguna untuk pengambilan keputusan tetapi
tidak secara langsung (manajer menggunakan laporan dan informasi dan membuat
kesimpulan-kesimpulan tersendiri untuk melakukan pengambilan keputusan).
Macam-macam laporan SIM, antara lain :
1. Laporan periodis adalah laporan
yang dihasilkan dalam selang waktu tertentu seperti harian, mingguan, bulanan,
kwartalan, dan sebagainya.
2. Laporan ikhtisar adalah laporan
yang memberikan ringkasan terhadap sejumlah data/informasi.
3. Laporan perkecualian adalah laporan
yang hanya muncul kalau terjadi keadaan yang tidak normal. Sebagai contoh,
manajer pembelian mungkin memerlukan laporan pengiriman barang dari pemasok
yang sudah terlambat satu minggu. Laporan ini hanya muncul kalau keadaan yang
diminta terpenuhi.
4. Laporan perbandingan adalah laporan
yang menunjukkan dua atau lebih himpunan informasi yang serupa dengan maksud
untuk dibandingkan.
Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Sistem pendukung keputusan adalah sistem
interaktif berbantuan komputer yang mendukung pemakai dalam kemudahan akses
terhadap data dan model keputusan dalam upaya membantu proses pengambilan
keputusan yang efektif dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur
dan tidak terstruktur, karena itu harus mampu:
Ø Ditambah/ dikembangkan
Ø Mendukung analisis data dan model desisi
Ø Berorientasi pada masa yang akan dating
Ø Digunakan dalam waktu yang tidak terjadwal
Sistem pendukung keputusan merupakan
sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan
pemanipulasian data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada
situasi yang semiterstruktur dan
situasi yang tidak terstruktur di
mana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS
tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan
keputusan, tetapi memberikan perangkat
interaktif yang memungkinkan pengambil
keputusan dapat melakukan berbagai analisis
dengan menggunakan model-model yang tersedia.
Karakteristik DSS antara lain :
1. Menawarkan
keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat.
2. Memungkinkan
pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran.
3. Dapat
dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional.
4. Menyediakan
dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan
di depan.
5. Menggunakan
analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar